MEDIA PAKUAN – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendesak agar Bupati Sukabumi, Asep Japar untuk menjaga kawasan hutan lindung Sukawayana Kecamatan Palabuhanratu. Pasalnya dikawasan tersebut diyakini sebagai kawasan situs purbakala pasca dilakukan serangkaian ekspedisi. Tim ekspedisi Brin menemukan benda-benda prasejarah dikawasan hutan Gunung Tangkil. Desakan tersebut dikeluarkan, pasca Brin merekomendasi dalam seminar hasil penelitian awal kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Museum Prabu Siliwangi, beberapa waktu lalu. Seminar yang berlangsung di Aula Syekh Quro, Pondok Pesantren Modern Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi itu, BRIN menyatakan dari hasil ekspedisi yang dilakukan tim arkelogi dan puluhan santri Pesantran Al-Fath ditemukan batu Dakon berlubang dikawasan itu.
Brin menyatakan batu prasejarah tersebut dikaitkan dengan budaya megalith. Hal tersebut diungkapkan peneliti BRIN, Yusmaeni Eriawati. “Batu-batu yang ditemukan dahulu digunakan dalam upacara pemakaman keluarga. Jenazah tidak langsung dikubur, tetapi melalui prosesi sakral untuk menghormati roh leluhur,” katanya Bahkan,kata dia batu-batu tersebut digunakan sebagai media permainan dan penghormatan spiritual. “Pembuatan arca dari batu itu, sangat membutuhkan keahlian tinggi dan biaya besar, menandakan peradaban kala itu telah mengenal teknologi dan estetika seni tinggi,” katanya.
Temuan Mengejutkan Yusmaeni Eriawati, mengatakan tim peneliti menemukan batu Dakon berlubang. Benda yang dikaitkan dengan budaya megalith sebuah budaya manusia prasejarah yang mencerminkan adanya aktivitas spiritual dan sosial di masa lalu. “Kami menyakini artefak ini menjadi bukti nyata bahwa Gunung Tangkil menyimpan sisa-sisa kehidupan purba yang selama ini belum tercatat. “Karena Gunung Tangkil termasuk kawasan hutan lindung, keberadaannya belum dapat diresmikan sebagai situs budaya,” katanya.
Harus Terlibat Aktif Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, KH Fajar Laksana tidak hanya mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi, Gubernur Jawa Barat. Namun Kementerian Kebudayaan terlibat aktif dalam mengusulkan situs ini secara formal. “Kami berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk menetapkannya sebagai situs resmi dan memulai kegiatan lanjutan,”katanya.***
0 Komentar