SUKABUMI – Sebanyak 1.000 pesilat bermain kesenian khas Kota Sukabumi Bola Lengeun Seuneu (Boles) dalam kegiatan Festival Rekor MURI Boles di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Aksi bermain Boles atau main bola api menggunakan tangan kali ini ternyata memecahkan Rekor MURI Dunia. Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyaksikan langsung, menyampaikan, Boles sebelumnya telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) oleh Kementerian Kebudayaan RI.

“Saya ucapkan selamat kepada Pak Kyai Fajar Laksana sebagai guru besar di Pondok Pesantren Al Fath dan Paguron Sang Maung Bodass dan Museum Prabu Siliwangi atas inisiatif untuk menyelenggarakan festival budaya Boles yang juga mencatatkan rekor MURI 1.000 orang permainan Boles oleh para pencak silat dari Sukabumi dan sekitarnya. Boles ini sudah menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia,” ujarnya.

Boles yang semakin digandrungi masyarakat, menurut Fadli sangat layak dijadikan ikon wisata budaya Kota Sukabumi. Sebab, permainan tradisional ini juga memiliki makna filosofi yang tinggi.

“Bola Leungeun Seuneu (Boles) merupakan pertunjukan atraktif, dan warisan budaya yang memiliki filosofi mendalam dan layak dijadikan ikon wisata budaya,” lanjutnya.

“Permainan tradisional ini merupakan salah satu objek kemajuan kebudayaan. Jadi sekali lagi selamat rekor murinya mudah-mudahan semakin banyak generasi muda yang mengenal salah satu warisan budaya,” pungkasnya.

Di sisi lain dia menilai, Boles yang saat ini sudah dimainkan di beberapa negara, ke depannya bisa memungkinkan untuk diusulkan menjadi WBTb tingkat dunia ke UNESCO. Terlebih, kesenian ini orisinil dari Indonesia.

“Ini perlu kita kajian mungkin saja nanti melalui extension namanya kalau ada dari negara lain yang juga mengajukan yang sama atau sudah mengajukan nanti kita lihat. Tapi rasanya ini sesuatu yang unik yang asli Indonesia nanti kita perlu tentu saja kajian terhadap itu. Karena kalau ini bisa menjadi sebuah pertandingan olahraga yang baru dan ternyata ini udah peminatnya banyak nah itu mungkin saja,” jelasnya.

Sementara itu, pencipta olahraga tradisional Boles KH Fajar Laksana mengungkapkan, 1.000 pesilat yang beratraksi Boles berasal dari tiga provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Dia menyebut, butuh waktu dua bulan untuk melakukan persiapan Rekor MURI Dunia ini.

“Persiapan itu sekitar dua bulanan supaya para pesilat bisa kompak bermain Boles. 1.000 pesilat kita itu terbanyak berasal dari Sukabumi tetapi ada juga dari Bogor, DKI Jakarta, Banten, Depok, Tangerang Selatan,” katanya.

Pengukuhan Rekor MURI Dunia ini menurutnya karena Boles merupakan kesenian yang otentik dan tidak dimiliki oleh negara lain. Dia berharap, kesenian ini dapat terus berkembang dan semakin banyak diminati masyarakat.

“Luar biasa tidak menyangka kita malah mendapatkan Rekor Dunia MURI. Mudah-mudahan ini menjadi semangat bagi para pecinta budaya untuk terus meningkatkan kemampuannya dan terus meneruskan budaya asli Indonesia khususnya Jawa Barat lebih khusus lagi Sukabumi. Ini sudah tercatat resmi menjadi Rekor Dunia MURI bukan lagi Indonesia karena itu memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain,” pungkasnya.

Boles sendiri memiliki makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Dia menyebut, bola api yang panas sebagai penggambaran hawa nafsu harus bisa dikendalikan oleh manusia untuk menggapai tujuan hidup yang lebih bermakna.

“Jadi Boles itu menggambarkan hawa nafsu yang harus dikendalikan. Kemudian saat bolanya itu dimasukkan ke dalam keranjang gawang bermakna ketika hawa nafsu berhasil dikendalikan maka manusia dapat mencapai tujuannya dalam hidup,” tandasnya.

Dalam mengembangkan olahraga tradisional ini, dia mengawalinya dari Perguruan Silat Sang Maung Bodas pada 2010. Kesenian ini diadaptasi dari permainan serupa pada abad 13-14 Masehi di masa Kerajaan Pajajaran dan tercatat dalam naskah Kitab Suwasit yang tersimpan di Museum Prabu Siliwangi.

“Boles itu sejak 2010 kita kembangkan berarti sudah hampir lebih dari 15 tahun kita mempromosikan mempersiapkan mengenalkan sampai ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia dan sekarang tercatat rekor dunia MURI perjalanan yang sangat panjang,” jelasnya.

Atas Rekor MURI Dunia ini, Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana mengungkapkan rasa bangganya karena Boles merupakan kesenian khas Kota Sukabumi.

“Alhamdulillah, saya bersama Menteri Kebudayaan menyaksikan langsung pemecahan rekor MURI Dunia, Boles dari Kota Sukabumi. Insyaallah, ke depan Kota Sukabumi siap bersinergi dengan Kementerian Kebudayaan untuk merawat dan melestarikan tradisi seperti ini,” jelasnya. (Ky)


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *